000 02122nam a22001937a 4500
003 OSt
005 20240425095057.0
008 220506b |||||||| |||| 00| 0 Ind d
040 _bInd
_cSATI
050 _aZ5055.I5
_b.B675 2021
100 _aBabu, Jessika Kartini.
_917342
245 _aEksegesis Teks Makna Frase "Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan" dalam Matius 6:13
260 _aMalang:
_bSekolah Tinggi Teologi Satyabhakti,
_c2021.
300 _ax, 62p.
_bHard Cover
_c30 cm.
500 _aFrase “janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan” menjadi sebuah frase yang problematik bagi para teolog dalam kaitannya dengan sifat Allah. Salah satu teolog yang memandang problematika frase ini adalah Paus Fransiskus. Paus melihat bahwa frase ini menunjukkan bahwa Allah adalah sumber kejahatan bagi manusia. Namun, frase ini memberikan tafsiran berbeda mengenai sifat Allah. Tafsiran pertama adalah Allah adalah sosok Bapa sehingga tidak mungkin membawa manusia ke dalam pencobaan. Tafsiran kedua, iblislah yang patut dituding sebagai sumber pencobaan itu sendiri. Oleh sebab itu, penulis melakukan pendekatan historico gramatical terhadap Matius 6:13 untuk memperjelas maksud mula-mula dari penulis injil. Penelitian yang dilakukan memberikan sebuah hasil yang jelas bahwa Allah bukanlah sumber pencobaan. Akan tetapi, Allah bekerja di balik pencobaan untuk menguji sejauh mana ketaatan manusia kepada Allah. Hal ini ditinjau dari penggunaan kata yang dicantumkan dalam oleh penulis mula-mula. Matius menggunakan kata pencobaan dalam Doa Bapa Kami yang menunjukkan beberapa oknum yang terlibat dalam pencobaan. Oknum tersebut adalah Allah yang terlibat dalam pencobaan yang bersifat edukatif, sedangkan iblis dan keinginan manusia sendiri justru bersifat destruktif. Oleh sebab itu, maksud dari frase “jangan masukkan kami ke dalam pencobaan” adalah memberikan peringatan kepada manusia untuk tetap terjaga menjaga iman agar tetap bertahan dalam ujian yang membangun kedewasaan rohani dalam diri manusia.
650 _aSKRIPSI EKSEGESIS
_921939
650 _aPENCOBAAN
_920010
942 _2lcc
_cSKRIPSI
999 _c17062
_d17062