Tinjauan Etis Teologis terhadap Praktik Masturbasi.

By: Publication details: Malang: STT Satyabhakti, 2022.Penjelasan: 74p. Hard Cover 30 cmSubyek: LOC classification:
  • Z5055.I5 .B700 2022
Konten:
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh pandangan yang berbeda tentang masturbasi sebagai sarana alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan seksual. Di satu sisi, tindakan masturbasi dianggap sebagai fase yang akan dilewati oleh setiap orang dalam perkembangannya dan bisa terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Selain itu, masturbasi juga dianggap dapat membantu seseorang menyalurkan kebutuhan seksual ketika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan intim. Di sisi lain, perilaku ini bertentangan dengan konteks kehidupan etis. Pelaku masturbasi berpotensi menjadi pecandu dan kemungkinan dapat mengganggu relasi pelaku dengan orang lain, termasuk orang yang sudah menikah. Berdasarkan masalah tersebut, penulis mencoba menjawabnya dalam bentuk tinjauan etis berdasarkan etika Kristen yang alkitabiah melalui metodologi penelitian kualitatif non-eksperimental lewat pendekatan deskriptif berdasarkan riset studi literatur. Penulis melakukan kajian dari perspektif Kristen untuk melahirkan keputusan etis terhadap tindakan masturbasi. Berdasarkan temuan tersebut, penulis menemukan bahwa Alkitab tidak secara eksplisit membahas masturbasi. Namun, ini tidak berarti masturbasi dapat dibenarkan dan dilakukan terus menerus, karena ada pertimbangan moral dalam Alkitab yang dapat digunakan untuk meninjau praktik masturbasi. Masturbasi bukanlah perilaku yang dikehendaki Tuhan, itu mencemarkan institusi perkawinan, dikaitkan dengan dosa pornografi, dan dapat membuat ketagihan bagi pelakunya.
Tag-tag dari perpustakaan ini: Tidak ada tag dari perpustakaan ini untuk judul tersebut. Log masuk untuk menambah tag
Star ratings
    Average rating: 0.0 (0 votes)

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh pandangan yang berbeda tentang masturbasi sebagai sarana alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan seksual. Di satu sisi, tindakan masturbasi dianggap sebagai fase yang akan dilewati oleh setiap orang dalam perkembangannya dan bisa terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Selain itu, masturbasi juga dianggap dapat membantu seseorang menyalurkan kebutuhan seksual ketika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan intim. Di sisi lain, perilaku ini bertentangan dengan konteks kehidupan etis. Pelaku masturbasi berpotensi menjadi pecandu dan kemungkinan dapat mengganggu relasi pelaku dengan orang lain, termasuk orang yang sudah menikah. Berdasarkan masalah tersebut, penulis
mencoba menjawabnya dalam bentuk tinjauan etis berdasarkan etika Kristen yang alkitabiah melalui metodologi penelitian kualitatif non-eksperimental lewat pendekatan deskriptif berdasarkan riset studi literatur. Penulis melakukan kajian dari perspektif Kristen untuk melahirkan keputusan etis terhadap tindakan masturbasi. Berdasarkan temuan tersebut, penulis menemukan bahwa Alkitab tidak secara eksplisit membahas masturbasi. Namun, ini tidak berarti masturbasi dapat dibenarkan dan dilakukan terus menerus, karena ada pertimbangan moral dalam Alkitab yang dapat digunakan untuk meninjau praktik masturbasi. Masturbasi bukanlah perilaku yang dikehendaki Tuhan, itu mencemarkan institusi perkawinan, dikaitkan dengan dosa pornografi, dan dapat membuat ketagihan bagi pelakunya.

There are no comments on this title.

to post a comment.

Powered by Koha